Selasa, 12 April 2022

3.1.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan Keputusan Kasus 1

 3.1.a.4.2. Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan Keputusan Kasus 1

Studi Kasus: Ibu Guru Tati 

Ibu Tati adalah guru kelas V yang merupakan rekan kerja Anda, yang mana sama-sama mengajar kelas V yang kelasnya paralel. Ruangan kelas ibu Tati pun persis di sebelah ruangan kelas Anda. Ibu Tati terkenal sangat disiplin dan cenderung ‘galak’. Pada sisi lain, ibu Tati juga pekerja keras dan murid-muridnya pun selalu mendapatkan nilai-nilai yang sangat baik. Sebagian murid-murid sangat takut kepada ibu Tati, dan sebagian lain bisa menyesuaikan diri. Kepala Sekolah Anda dan orang tua murid juga sangat menghargai ibu Tati. Suatu hari, Anda mendengar tangisan seorang murid dan pergi keluar untuk melihat asal suara tangisan tersebut. Anda melihat seorang murid perempuan, kelas V sedang berlutut di atas bebatuan sekolah yang sangat panas hari itu, menghadap di depan pintu kelas ibu Tati.  Anda melihat ibu Tati tampak tidak menghiraukan suara tangisan muridnya dan tetap mengajar seperti biasa, namun Anda bisa melihat bahwa beberapa murid di kelas ibu Tati mencoba untuk mencuri pandangan keluar kelas melihat temannya yang sedang menangis dan berlutut di terik matahari. Apa yang harus Anda lakukan? Apakah guru lain dapat menginterupsi di mana saat itu ada guru lain yang memiliki wewenang atas kelas yang dipimpinnya? Dalam kondisi ini apa yang bisa Anda lakukan? Dapatkah Anda menginterupsi, mengapa, dan bagaimana?

Situasi tersebut Benar bahwa Bu tati adalah seorang yang disiplin dalam mengajar termasuk terhadap murid muridnya selalu menenamkan disiplin, benar bahwa bu tati melakukan tindakan tersebut terhadap muridnya adalah dalam rangka mendisiplinkan murid tersebut.

Antara sikap disiplin dan cara mendisiplinkan ini adalah kebenaran yang saling bertentangan, dimana cara bu tati tersebut tidak relevan digunakan untuk mendisiplinkan murid

Question #2

2

Response is required
Response is required

Melihat situasi tersebut tentu ini menjadi dilema bagi saya sebagai teman sejawat. Saya memahami bahwa kita harus menanamkan disiplin pada murid, disisi lain saya memahami dan tidak setuju dengan cara bu tati menerapkan pendisiplinan terhadap murid seperti itu

Question #3

3

Response is required
Response is required

Fakta bahwa bu Tati adalah guru yang disipln pada diri dan profesinya, kinerjanya bagus, dihormati kepala sekolah dan rekan guru lainnya, orangtua pun respek terhadap kedisiplinannya, hasil didikannya juga berdampak bagus secara kasat mata, 

Fakta kedua, bahwa murid menangis sambil berlutut di depan pintu, siswa lain mencuri pandang pada guru lain berharap ada sesuatu yang terjadi, guru/ rekan kerja melihat peristiwa tersebut.

Peristiwa tersebut dimaksudkan untuk memberi efek jera pada murid yang berlaku sama dimasa yang lain. Di sisi lain pendisiplinan seperti itu sudah tidak relevan dan menyakiti hati nurani bagi siapa saja yang melihatnya, baik guru, anak, maupun orangtua. Bisa jadi orangtua tidak terima dan dapat menempuh jalur hukum untuk penyelesaiannya.

Question #4

4

Response is required
Response is required

1. Di zaman sekarang ini hal seperti yang dilakukan bu Tati bisa dianggap pelanggaran hak asasi anak

2. Dalam peraturan sekolahpun dimanapun sudah tidak relevan hukuman fisik untuk dilakukan

3. Berdasarkan intuisi, saya juga kurang setuju dengan pendisiplinan seperti itu karena sisa psikis yang dialami anak kelak akan selalu teringat sepanjang masa.

4.  Kemungkinan tidak nyaman pasti ada, akan tetapi nurani berkata bahwa situasi tersebut tetap harus diluruskan 

5. Kepala sekolah, yayasan dan mungkin juga semua rekaaaan sejawat akan berpendapat sama dengan saya , untuk berani meluruskan hal tersebut supaya tidak berkepanjangan.

Question #5

5

Response is required
Response is required

Paradigma Jangka pendek lawan Jangka panjang, dimana tindakan untuk mengingatkan Bu Tati tersebut berdampak pada keberlangsungan lembaga pendidikan, dari sekarang sampai keadaan setelahnya. Pemikiran untuk membuat citra baik dimata masyarakat kedepannya lebih diutamakan. Terlebih sebagai bentuk tanggungjawab kita terhadap psikis anak didik dimasa mendatang, agar tidak terjadi traumatik saat sekolah.

Question #6

6

Response is required
Response is required

Prinsip yang akan digunakan untuk mengatasi situasi tersebut adalah Berpikir Berbasis Peraturan (Rule Based Thinking), karena berkaitan dengan aturan dengan menjunjung tinggi prinsip dan nilai.

Question #7

7

Response is required
Response is required

Kemungkinan ada juga opsi lain, yaitu dengan mengajak diskusi Bu Tati dari hati ke hati tentang situasi yang terjadi 

Question #8

8

Response is required
Response is required

Keputusan yang dapat saya ambil adalah mendatangi bu Tati, berdiskusi dengannya tentang berbagai hal termasuk situasi yang terjadi saat itu. Membuat komitmen yang sesuai bersama sama., tentang cara pendisiplinan yang pas untuk anak didik di sekolah. Dengan begitu semua dapat teratasi dengan baik tanpa merusak keharmonisan warga sekolah

Question #9

9

Response is required
Response is required

Menurut saya cara berdiskusi merupakan cara terbaik untuk dilakukan, tanpa menggurui ataupun menjustice, sehingga moral dan etika tetap berjalan beriringan sesuai aturan yang ada. Manfaatnya dapat membuat kesepakatan terbaik untuk masa mendatang terkait displin yang akan diterapkan pada semua warga sekolah