Rabu, 23 Maret 2022

Modul Modul 2.3.a.4.3 Pembelajaran Model TIRTA Tentang Coaching

TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.  Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.

TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan

I: Identifikasi

R: Rencana aksi

TA: Tanggung jawab

Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.

Tugas modul 2.3.a.4.3 CGP Model TIRTA


Tugas Anda adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya.

Dengan demikian, bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.

TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

a. Apa rencana pertemuan ini?

b. Apa tujuannya?

c. Apa tujuan dari pertemuan ini?

d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?

e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.

Dari semua langkah dalam model TIRTA, langkah manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?

Jawab:

Langka TIRTA yang menantang bagi saya adalah Rencana Aksi.Karena pada bagian ini kita akan merencanakan aksi yang membutuhkan pemikiran yang lebih matang dan membutuhkan strategi yang tepat dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.Kemudian pada bagian rencana ini kita juga berpikir untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul selama kegiatan berlangsung.Kita juga harus bisa mengantisipasi dan memberikan solusi yang tepat dari setiap permasalahan yang kita hadapi.

Kendala apakah yang mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah dalam model TIRTA ketika berupaya melakukan sesi coaching dengan murid Anda di sekolah?

Jawab:

Kendala yang mungkin saya hadapi ketika menggunakan langkah-langkah dalam model TIRTA  berupaya melakukan sesi coaching dengan murid di sekolah adalah: Masalah komunikasi dengan anak-anak didik saya.Karena saya guru SD maka saya harus berupaya mengikuti gaya bahasa anak-anak dalam hal pemilihan kosa kata yang sesuai dengan karakter anak tersebut.Karena jika menggunakan bahasa yang jarang di dengar oleh anak maka anak juga tidak akan paham dengan apa yang saya ucapakan.Mengidentifikasi akan permasalahan yang dihadapi murid.Karena terkadang murid SD masih kebingungan jika diberi pertanyaan.Mereka bingung memberikan jawaban yang pasti dan kadang masih berubah-ubah.