Minggu, 03 April 2022

Koneksi Antar Materi Modul 2.3.a.9 Coaching

 Koneksi Antar Materi Modul 2.3.a.9 Coaching

Kesimpulan dan penjelasan mengenai peran Saya sebagai Penuntun (Sistem Among) atau seorang Coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di modul 2 yakni Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional bahwa murid bukanlah lembaran kertas kosong. Mereka datang dari berbagai latar belakang, kemampuan dan potensi. 

Sebagai seorang guru, Saya bertugas untuk menjadikan latar belakang mereka sebagai pondasi kuat dalam memimpin pembelajaran. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi yang mereka miliki. Oleh karena itu, Saya diharapkan memiliki keterampilan yang dapat mengarahkan murid untuk menemukan jati diri dan mengembangkan potensi mereka tersebut.

koneksi antar materi modul 2.3.a.9


Salah satu keterampilan yang diperlukan untuk kepentingan di atas adalah Coaching. Keterampilan Coaching merupakan bentuk kemitraan bersama dengan Coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses menstimulasikan dan mengeksplorasi pemikiran serta proses kreatif. Dengan menggunakan Coaching, seorang guru tidak langsung memberikan solusi kepada anak didiknya, tetapi memberikan stimulus kepadanya sehingga nanti anak didik dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.

Agar dapat menjalankan perannya sebagai Coach, seorang guru harus dapat melakukan komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar Coaching. Komunikasi yang memberdayakan dapat diartikan sebagai suatu proses meneruskan informasi atau pesan dari satu pihak ke pihak yang lain dengan menggunakan media kata, tulisan ataupun tanda peraga. Komunikasi dapat terjadi satu arah dan dua arah, dimana ada peran pemberi pesan dan penerima pesan. Diharapkan Coach dapat melaksanakan komunikasi yang asertif. Komunikasi asertif dapat membangun kualitas hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak.

Sebelum memulai pelajaran, seorang guru harus memetakan kebutuhan belajar muridnya. Kebutuhan belajar ini memetakan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Pemetaan ini akan menjadi dasar bagi seorang guru dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Berdasarkan peta kebutuhan belajar tersebut, maka seorang guru akan menentukan strategi dalam melakasanakan diferensiasi.Strategi tersebut dapat berupa diferensiasi konten, proses dan produk. 

Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi berarti seorang guru telah mengaplikasikan hasil pelaksanaan Coaching terhadap muridnya, sehingga mereka menjadi nyaman dalam belajar. Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional akan menunjang kenyamanan murid dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi tersebut. Dengan kata lain Coaching akan membantu guru mengenali permasalahan muridnya dalam belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang ditunjang dengan adanya pembelajaran sosial emosional (PSE).

Keterampilan Coaching dapat membantu profesi Saya sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid, diantaranya sebagai berikut ;

Coaching adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan guru untuk menuntun segala potensi murid untuk hidup sesuai kodrat alam yang dimilikinya.

Coaching menjadikan murid dapat hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Coaching dapat menuntun murid untuk berkesadaran penuh mencapai kemerdekaan belajar.

Demikian keterkaitan antar materi mengenai Coaching, dimana guru sebagai Coach dengan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional.