Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001).
Berikut ini kmai bagikan contoh pembuatan Jurnal Refleksi Minggu ke-10 Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kab.Grobogan.
Jurnal Refleksi Minggu
Ke-10
Facts (Peristiwa)
Aktivitas pada minggu ini diawali dengan kegiatan
mempresentasikan hasil kolaborasi pada minggu kemarin yaitu membuat RPP
berdiferensiasi dan dalam pembuatan RPP kami dibagi menjadi 4 kelompok sesuai
dengan jenjang pendidikan masing-masing yaitu SD, SMP,SMA serta SMK. dalam
kegiatan ini kami saling berinteraksi dan tanya jawab dengan CGP lain dan Bapak
Ahmad Muzani sebagai fasilitator memberikan penguatan kepada RPP
berdiferensiasi yang telah kami buat. Pembuatan RPP berdiferensiasi harus
memunculkan kebutuhan belajar murid (Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat
murid dan Profil belajar murid) dan strategi diferensiasi konten, proses, dan
produk.
Aktivitas selanjutnya Refleksi terbimbing dalam kegiatan ini
kami diminta untuk menjawab beberapa
pertanyaan pemantik yang makin memperkuat kami meningkatkan pemahaman terkait
pembelajaran berdiferensiasi. Disesi ini
kami CGP menggali lebih dalam konsep pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran
Berdiferensiasi merupakan proses siklus mencari tahu tentang siswa dan
merespons belajarnya berdasarkan perbedaan.
Ketika guru terus belajar tentang keberagaman siswanya, maka
pembelajaran yang profesional, efesien, dan efektif akan terwujud. Selanjutnya
pada demonstrasi kontekstual, kami diminta membuat Rencana pembelajaran
berdiferensiasi dan mengevaluasi efektivitas RPP yang dibuat oleh sesama rekan
CGP. (peer assessment).
Secara umum, pembelajaran minggu ini memberikan saya
pemahaman dan pengalaman dalam menyusun RPP untuk memfasilitasi keragaman
siswa. Dalam menyusun RPP berdiferensiasi, awalnya saya mengalami kendala dalam
menetapkan strategi yang digunakan. Dengan masukan rekan CGP dan bimbingan dari
fasilitator, saya bisa menyelesaikan satu RPP berdiferensiasi yang akan saya
terapkan dalam pembelajaran.
2. Feelings (Perasaan)
Dalam kegiatan pembelajaran berlangsung, saya merasa
bersemangat dan antusias mengikuti setiap sesi. Perasaan semangat muncul karena
saya ingin tahu lebih jauh tentang pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini
membuat saya antusias mengikuti pembelajaran pada tiap sesi. Saya tertarik
untuk menganalisis kebutuhan belajar siswa, menetapkan strategi diferensiasi,
dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Saya merasa bersyukur karena telah sampai pada pembelajaran
ini. Saya jadi mampu menyusun RPP berdiferensiasi. Bagaimana menyusun
pembelajaran yang menyelaraskan dengan karakteristik peserta didik sekolah
saya. Mulai tergambar treatment seperti apa yang dapat diambil oleh saya
sebagai bentuk tindakan yang mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta didik.
Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan hal baru bagi saya. Pembelajaran berdiferensiasiini adalah salah satu aplikasi nyata bagaimana seorang guru harus menghamba pada anak adalah mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi terhadap pelaksanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pembelajaran yang mengakomodir seluruh kebutuhan peserta didik dari minat, kesiapan belajar dan profil belajar peserta didik. Selain itu, saya juga mendapatkan pemahaman mengenai strategi diferensiasi, meliputi diferensiasi konten, proses, dan produk. Meskipun selama ini saya pernah melakukan kegiatan pembelajaran di kelas yang saya rasa bisa mengakomodasi kesiapan belajar siswa yang berbeda-beda, tetapi hal itu masih mengandung miskonsepsi dengan pembelajaran berdiferensiasi. Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi ini , saya mendapat pemahaman yang utuh tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Future (Penerapan)
Sebelum melaksanakan pembelajaran, seperti biasa saya akan
memetakan kebutuhan belajar siswa melalui asesmen diagnosis, survei,
pengamatan, dan wawancara. Melalui pemetaan kebutuhan belajar ini, saya bisa
merencanakan strategi diferensiasi yang tepat.
Dalam penerapannya di kelas, saya akan melibatkan rekan
sejawat untuk mengobservasi dan memberi umpan balik terhadap pembelajaran yang
saya lakukan. Melalui umpan balik yang diberikan, saya dapat memperbaiki
perencanaan dan penerapan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan belajar
siswa.
Saya juga akan coba memperhatikan kemampuan siswa dalam memilih aktifitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki akan membantu menghindarkan siswa dari pengalaman belajar yang tidak tepat, membosankan dan cenderung pasif. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk memahami gaya belajar yang milikinya agar siswa mampu belajar secara aktif dan efektif serta dapat melakukan improvisasi setiap proses belajar.